


Setelah dilakukan pengambilan sampel dari uji SPT dilanjutkan pengujian di laboratorium tanah. Pengujian ini bertujuan untuk memahami karakteristik fisik dan mekanik tanah yang tidak dapat sepenuhnya diidentifikasi di lapangan. Hasil dari uji laboratorium dapat digunakan untuk analisis perhitungan daya dukung tanah, desain pondasi, analisis stabilitas lereng, dan perencanaan pembangunan secara umum.
Fungsi Pengujian Laboratorium Tanah
- Menentukan sifat fisik dan mekanik tanah
- Sebagai data pendukung hasil pengujian lapangan
- Menyediakan parameter tanah untuk analisis teknis
- Mengidentifikasi jenis tanah untuk klasifikasi menurut sistem USCS atau AASTHO

Jenis Pengujian Tanah
berikut adalah beberapa jenis pengujian tanah yang perlu Anda ketahui:
A. Pengujian Sifat Fisik Tanah
1. Uji Kadar Air
Mengukur persentase kandungan air dalam sampel tanah
2. Uji Berat Jenis
Menentukan perbandingan berat jenis butiran tanah terhadap air yang mempunyai volume sama pada suhu tertentu. Hal ini sangat penting seperti case di pertambangan yang sangat membutuhkan ketelitian dalam hal ini
3. Uji Berat Volume
Menentukan berat isi tanah dengan cetakan benda uji per satuan volume. Berat ini mencakup seluruh komponen tanah yaitu partikel padat (butiran tanah), air, dan udara.
4. Uji Ayakan dan Hidrometer
Menentukan distibusi ukuran butir yang digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah
5. Uji Atterberg Limit
Menentukan konsistensi dan perubahan perilaku tanah akibat perubahan air (batas cair, plastis, dan susut)
B. Pengujian Sifat Mekanis Tanah
1. Uji Direct Shear
Pengujian ini memperoleh parameter kuat geser tanah. Parameter dari pengujian ini berupa kecepatan geseran, tegangan geser tanah, dan regangan geser serta hubungan antara tegangan dengan regangan geser.
2. Uji Unconfined
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengukur seberapa besar kuat daya dukung tanah menerima tekan yang diberikan sampai tanah terpisah dari butiran-butirannya dan juga regangan tanah akibat tekanan tersebut. Digunakan untuk pengujian tanah lempung jenuh tanpa tekanan lateral
3. Uji Triaxial
Memberikan data yang lebih lengkap terkait kekuatan tanah dalam berbagai kondisi drainase. Dalam uji ini, sampel tanah silinder akan dikenai tekanan lateral seragam dan beban aksial sampai terjadi kegagalan (shear failure). Data dari pengujian ini digunakan untuk menentukan kohesi (c) dan sudut geser dalam (ɸ) tanah.
4. Uji Konsolidasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur besarnya dan laju penurunan tanah akibat beban jangka panjang. Paramater dari uji ini berupa koefisien kompresibilitas (mv), koefisien konsolidasi tanah (cv), indeks kompresibilitas (cc), dan hubungan antara waktu dan penurunan komulatif benda uji tanah tidak terganggu, yang akan digunakan untuk keperluan analisis perhitungan
Kesimpulan
Pengujian laboratorium tanah merupakan bagian tak terpisahkan dalam tahapan awal proyek konstruksi. Pengujian ini bukan sekedar rutinitas teknis, melainkan investasi penting dalam mencegah kegagalan konstruksi, meningkatkan efisiensi desain, dan menjamin keselamatan struktur. Dengan mengetahui karakteristik tanah secara mendetail, perancangan konstruksi akan mendapatkan hasil yang aman, ekonomis, dan tahan lama.